Selasa, 18 Desember 2012

Syi'ah

Oleh : Zainuddin


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Dalam sejarah Islam tercatat bahwa hingga saat ini terdapat dua macam aliran besar dalam Islam. Keduanya adalah Ahlussunnah (Sunni) dan Syi’ah. Tak dapat dipungkiri pula, bahwa dua aliran besar teologi ini kerap kali terlibat konflik kekerasan satu sama lain, sebagaimana yang kini bisa kita saksikan di negara-negara seperti Irak dan Lebanon dan termasuk Indonesia

Terlepas dari hubungan antara keduanya yang kerap kali tidak harmonis, Syi’ah sebagai sebuah mazhab teologi menarik untuk dibahas. Diskursus mengenai Syi’ah telah banyak dituangkan dalam berbagai kesempatan dan sarana. Tak terkecuali dalam makalah kali ini. Dalam makalah ini kami akan membahas pengertian syi’ah dan karakterisrtik. Semoga karya sederhana ini dapat memberikan gambaran yang utuh, obyektif, dan valid mengenai Syi’ah, yang pada gilirannya dapat memperkaya wawasan kita sebagai seorang Muslim.

B.     Ruang lingkup pembahasan
Dari pengantar di atas dapat saya rumuskan permasalahannya dan rumusannya sebagai berikut.
a.       Apa pengertian syi’ah.?
b.      Seperti apakah karekteristik syi’ah.?
c.       Seperti apa dokterinya syi’ah.?
d.      Dan bagai mana perkembangannya di indonesia.?

C.     Tujuan.
a.       Biar pembaca tau pengertian syi’ah itu seperti apa.
b.      Biar pembaca tau karakteristiknya syi’ah seperti apa.
c.       Biar pembaca tau doktrin dari syi’ah.
d.      Dan bisa mangetahui perkembangannya di indonesia






BABII
Pembahasan

A.    Pengertian Syi’ah

Iatilah Syiah berasal dari kata bahasa arab (syi’ah) bentuk tunggal dari kata ini adalah syi’i, “syi’ah” adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah syi’ah Ali artinya pengikut ali[1]. Jadi dari pengertian makna tersebut bisa di ambil pengertian bahwa syi’ah adalah pengikut ali.  Syi’ah merupakan satu aliran dalam Islam yang meyakini bahwa ‘Ali bin Abi Thalib dan keturunannya adalah imam-imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad saw. Dari segi bahasa, kata Syi’ah berarti pengikut, atau kelompok atau golongan.

Syi’ah secara harfiah berarti kelompok atau pengikut. Kata tersebut dimaksudkan untuk menunjuk para pengikut ‘Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin pertama ahlulbait. Ketokohan ‘Ali bin Abi Thalib dalam pandangan Syi’ah sejalan dengan isyarat-isyarat yang telah diberikan Nabi Muhammad sendiri, ketika dia (Nabi Muhammad—pen.) masih hidup.

Syi’ah adalah salah satu aliran dalam Islam yang berkeyakinan bahwa yang paling berhak menjadi imam umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad saw ialah keluarga Nabi saw sendiri (Ahlulbait). Dalam hal ini, ‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib (paman Nabi saw) dan ‘Ali bin Abi Thalib (saudara sepupu sekaligus menantu Nabi saw) beserta keturunannya.

Perkataan Syi’ah secara harfiah berarti pengikut, partai, kelompok, atau dalam arti yang lebih umum “pendukung”. Sedangkan secara khusus, perkataan “Syi’ah” mengandung pengertian syî’atu ‘Aliyyîn, pengikut atau pendukung ‘Ali bin Abi Thalib.

Kata Syi’ah menurut pengertian bahasa secara umum berarti kekasih, penolong, pengikut, dan lain-lainnya, yang mempunyai makna membela suatu ide atau membela seseorang, seperti kata hizb (partai) dalam pengertian yang modern. Kata Syi’ah digunakan untuk menjuluki sekelompok umat Islam yang mencintai ‘Ali bin Abi Thalib karramallâhu wajhah secara khusus, dan sangat fanatik.

Secara lingusitik, Syi’ah adalah pengikut. Seiring dengan bergulirnya masa, secara terminologis Syi’ah hanya dikhususkan untuk orang-orang yang meyakini bahwa hanya Rasulullah saww (shallallâhu ‘alayhi wa âlihi wa sallam—pen.) yang berhak menentukan penerus risalah Islam sepeninggalnya.

B.     Karakteristik.
       Dalam golongan syi’ah ini memang banyak sakte-sakte yang berkembang namun meski banyak perpecahan dari golongan syi’ah, ada satu karekteristik yang di percayai mereka, yaitu bahwa Saidina Ali dengan sebagian keturunannya, akan bangkit kembali untuk pemerintah dengan keadilan, disaat dunia ini penuh dengan kezaliman.[2] Penyataan seperti ini bila diteleti memang ada benarnya sebab konsep imamah yang disandangkan kepada Ali  golongan syi’ah ini menaruh sifat tuhan terhadap Ali. Petir adalah senyuman Ali, petir dan guruh gelak tawanya.[3]

C.     Doktrin Syi’ah
Dalam Syi’ah terdapat 5 pokok pikiran utama atau juga bisa disebut sebagai karakter yang harus dimiliki oleh para pengikutnya diantaranya yaitu at tauhid al ‘adl, an nubuwah, al imamah dan al ma’ad.
a.       Al imamah
Dalam Syi’ah imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama sekaligus dalam dunia.Ia merupakan pengganti Rasul dalam memelihara syari’at, melaksanakan hudud (had atau hukuman terhadap pelanggar hukum Allah), dan mewujudkan kebaikan serta ketentraman umat. Bagi kaum Syi’ah yang berhak menjadi pemimpin umat hanyalah seorang imam dan menganggap pemimpin-pemimpin selain imam adlah pemimpin yang ilegal dan tidak wajib ditaati. Karena itu pemerintahan Islam sejak wafatnya Rasul (kecuali pemerintahan Ali Bin Abi Thalib) adalah pemerintahan yang tidak sah. Di samping itu imam dianggap ma’sum, terpelihara dari dosa sehingga imam tidak berdosa serta perintah, larangan tindakan maupun perbuatannya tidak boleh diganggu gugat ataupun dikritik.
b.      At tauhid
Dalam hal ini golongan Syi’ah juga meyakini bahwa Allah SWT itu Esa, tempat bergantung semua makhluk, tidak beranak dan tidak diperanakkan dan juga tidak serupa dengan makhluk yang ada di bumi ini. Namun, menurut mereka Allah memiliki 2 sifat yaitu al-tsubutiyah yang merupakan sifat yang harus dan tetap ada pada Allah SWT. Sifat ini mencakup ‘alim (mengetahui), qadir (berkuasa), hayy (hidup), murid (berkehendak), mudrik (cerdik, berakal), qadim azaliy baq (tidak berpemulaan, azali dan kekal), mutakallim (berkata-kata) dan shaddiq (benar). Sedangkan sifat kedua yang dimiliki oleh Allah SWT yaitu al-salbiyah yang merupakan sifat yang tidak mungkin ada pada Allah SWT. Sifat ini meliputi antara tersusun dari beberapa bagian, berjisim, bisa dilihat, bertempat, bersekutu, berhajat kepada sesuatu dan merupakan tambahan dari Dzat yang telah dimilikiNya.
c.       Al ‘adl
Kaum Syi’ah memiliki keyakinan bahwa Allah memiliki sifat Maha Adil. Allah tidak pernah melakukan perbuatan zalim ataupun perbuatan buruk yang lainnya. Allah tidak melakukan sesuatu kecuali atas dasar kemaslahatan dan kebaikan umat manusia. Menurut kaum Syi’ah semua perbuatan yang dilakukan Allah pasti ada tujuan dan maksud tertentu yang akan dicapai, sehingga segala perbuatan yang dilakukan Allah Swt adalah baik. Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep keadilan Tuhan yaitu Tuhan selalu melakukan perbuatan yang baik dan tidak melakukan apapun yang buruk.Tuhan juga tidak meninggalkan sesuatu yang wajib dikerjakanNya.


d.      An nubuwwah
Kepercayaan kaum Syi’ah terhadap keberadaan Nabi juga tidak berbeda halnya dengan kaum muslimin yang lain. Menurut mereka Allah mengutus nabi dan rasul untuk membimbing umat manusia. Rasul-rasul itu 7ukjizat Nabi Muhammad yang kekal, dan kalam Allah adalah hadis (baru), makhluk (diciptakan) hukian qadim dikarenakan kalam Allah tersusun atas huruf-huruf dan suara-suara yang dapat di dengar, sedangkan Allah berkata-kata tidak dengan huruf dan suara.
e.       Al Ma’ad
Secara harfiah Al ma’ad yaitu tempat kembali, yang dimaksud disini adalah akhirat\ Kaum Syi’ah percaya sepenuhnya bahwahari akhirat itu pasti terjadi. Menurut keyakinan mereka manusia kelak akan dibangkitkan, jasadnya secara keseluruhannya akan dikembalikan ke asalnya baik daging, tulang maupun ruhnya. Dan pada hari kiamat itu pula manusia harus memepertanggungjawabkan segala perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di dunia di hadapan Allah SWT. Pada saaat itu juga Tuhan akan memberikan pahala bagi orang yang beramal shaleh dan menyiksa orang-orang yang telah berbuat kemaksiatan.
D.    Perkembangannya syi’ah di indonesia.
Telah diketahui bahwa sejak meletusnya Revolusi Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Khomaeni pada tahun 1979 M, sejak saat itu pula, paham Syi’ah menyebar ke pelosok negeri, termasuk Indonesia. Dalam penyebarannya, mereka menggunakan slogan persaudaraan, perdamaian, dan jihad melawan berbagai kemungkaran. Padahal slogan yang mereka dengung-dengungkan ini hanyalah kedok semata untuk menutupi keburukan dan kesesatan mereka. Sehingga pada akhirnya, dengan slogan ini mereka mendapatkan respon yang positif dari masyarakat Muslim. Sehingga terbentuklah solidaritas Muslim dunia yang mendukung gerakan tersebut.
Perkembangan Syi’ah atau yang lebih populer dikalangan mereka dinamakan dengan madzhab Ahlul Bait di Indonesia memang cukup pesat. Mereka mendirikan lembaga-lembaga, baik yang berbentuk pesantren-pesantren maupun yayasan-yayasan  di beberapa kota di Indonesia, seperti di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan kota-kota lain di luar Jawa. Mereka juga membanjiri buku-buku tentang Syi’ah yang sengaja mereka terbitkan oleh para penerbit yang berindikasi Syi’ah. Atau mereka menyebarkan paham mereka lewat media massa, ceramah-ceramah agama dan lewat pendidikan serta dengan melakukan pengkaderan di pesantren-pesantren yang mereka miliki, dan di majelis-majelis ta’lim. Mereka juga melakukan pengkaderan para da’i dengan mengirimkan para pelajar ke Iran, salah satunya di Qom. Setelah kembali dari Iran, mereka (para pelajar tersebut) dituntut untuk menyebarkan paham Syi’ah ini di kalangan masyarakat. Mereka mengajak kaum Muslimin untuk memperkecil perbedaan antara Sunni dan Syiah.
Untuk membendung perkembangan Syi’ah ini memang sangat sulit sekali. Hal ini dikarenakan Syi’ah mempunyai ajaran yang bernama taqiyyah. Dengan ajaran ini mereka dengan mudah untuk memutarbalikkan fakta untuk menutupi segala kebathilan dan kesesatan mereka yakni dengan mengutarakan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinannya. Dalam hai ini mereka mengambil perkataan dari Abu Ja’far, “Taqiyyah adalah agamaku dan agama bapak-bapakku. Seseorang tidak dianggap beragama bila tidak ber-taqiyyah.”
Dalam melakukan penyebaran Syi’ah ini, salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan menerbitkan buku-buku tentang Syi’ah yang diterbitkan oleh penerbit yang mereka miliki. Diantaranya penerbit Mizan, Pustaka Hidayah, Pelita Bandung, Yayasan As-Sajjad Jakarta, YAPI Bangil dan lain sebagainya. Begitu pula dengan lembaga-lembaga yang mereka dirikan. Diantaranya: Yayasan Al-Muthahari yang berada di Bandung, Yayasan Al-Muntadhar di Jakarta, Yayasan Al-Jawwad di Bandung, Yayasan Mulla Sadra di Bogor, Pesantren YAPI di Bangil, Pesantren Al-Hadi di Pekalongan dan lain sebagainya.[4]
Ada hal yang menarik mengenai lembaga-lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh Syi’ah,yakni salah satunya lembaga pesantren YAPI di Bangil, Pasuruan. Pesantren ini didirikian oleh Habib Husein al-Habsyi. Lembaga pesantren ini merupakan salah satu lembaga yang terbesar yang menganut faham Syi’ah, serta pengaruhnya cukup besar bagi Indonesia.
Sebagai pendiri pesantren YAPI, Habib Husein al-Habsyi mempunyai impian yakni menciptakan lingkungan yang agamis dan bebas dari polusi barat dan modernisme. Habib Husein al-Habsyi merupakan sosok ulama yang cukup berpengaruh di Pasuruan, namanya kian terkenal seiring dengan kemajuan yang telah dicapai oleh pesantren YAPI. Para alumni YAPI banyak yang mendapat kesempatan melanjutkan studi di luar negeri, seperti Locknow-India, Lahore-Pakistan, Kairo-Mesir, Mekkah-Saudi Arabia, dll.[5]
Dari pesantren YAPI tersebut lahirlah para pendakwah-pendakwah Syi’ah dan mempunyai misi untuk memperluas faham Syi’ah di Indonesia. maka tak heran jika dahulu di Bangil yang mana menjadi basis orang-orang Sunni (NU) namun seiring dengan perkambangannya waktu maka sebagian besar warga Bangil mulai mengikuti Faham Syi’ah. hal itu menjadi sebuah indikasi bahwa Syi’ah sudah mengalami kemajuan pesat di Indonesia.





BABIII
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembehasan diatas mengenai pengertian dan karakter syi’ah dapat disimpulkan bahwa pengertia inti dari nama syi’ah itu adalah pengikut Ali atau bisa disebut yang bermadhab Ali. Tidak terlalu berlebihan ketika berbicara seperti itu sebab kefanatikan pengikut syi’ah ini sangatlah terlalu berlebihan, dia (syi’ah) bahkan tidak mengakui kepemimpin sahabat Umar dan yang lainnya, dia hanya mengakui sahabat Ali dia berargument kepemimpinan selain itu dianggap ilegal.

Untuk karatenyanya sendiri masuk dalam katagori doktrin sebab identitas kaum syi’ah ada dalam doktrinya, bila mengaku golongan syi’ah maka harus menjalai doktrinnya tersebut dan doktrinya ialah.  at tauhid, al ‘adl, an nubuwah, al imamah dan al ma’ad. Kelimanya adala suatu .
Perkembangan Syi’ah atau yang lebih populer dikalangan mereka dinamakan dengan madzhab Ahlul Bait di Indonesia memang cukup pesat. Mereka mendirikan lembaga-lembaga, baik yang berbentuk pesantren-pesantren maupun yayasan-yayasan  di beberapa kota di Indonesia, seperti di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan kota-kota lain di luar Jawa. Mereka juga membanjiri buku-buku tentang Syi’ah yang sengaja mereka terbitkan oleh para penerbit yang berindikasi Syi’ah. Atau mereka menyebarkan paham mereka lewat media massa, ceramah-ceramah agama dan lewat pendidikan serta dengan melakukan pengkaderan di pesantren-pesantren yang mereka miliki, dan di majelis-majelis ta’lim. Mereka juga melakukan pengkaderan para da’i dengan mengirimkan para pelajar ke Iran, salah satunya di Qom. Setelah kembali dari Iran, mereka (para pelajar tersebut) dituntut untuk menyebarkan paham Syi’ah ini di kalangan masyarakat. Mereka mengajak kaum Muslimin untuk memperkecil perbedaan antara Sunni dan Syiah.





DAFTAR PERPUS
Attamimy, HM. 2009. Syi’ah Sejarah, Doktrin, dan Perkembangan di Indonesia.   Yogyakarta: grha Guru.
http://dakwahwaljihad.wordpress.com.
Ma’shum,. 2011. Pemikiran teologi islam moderen. Yogyakarta: Inetrpena
Taib thahir abdul mu’in,.1986. ilmu kalam. Jakarta: Widya


[1] Ma’shum, Pemikiran teologi islam moderen, (yogyakarta, interpena, 2011) 179
[2]Taib thahir Abdul mu’in, ilmu kalam, (Widya Jaya; Jakarta, 1986), 97
[3] Ibid      
[4] http://dakwahwaljihad.wordpress.com.
[5] Fadil Su’ud Ja’fari, Islam Syi’ah..., 80.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar