Oleh : Haniatus Shalikhah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Filsafat
merupakan paduan dari Bahasa Arab yaitu
“falsafah” dan Bahasa Inggris “philosophy”.
Kata Filsafat sendiri berasal dari Bahasa Yunani “Philosophia”, yakni gabungan dari kata “philos” yang artinya cinta, dan “sophos” berarti kebijaksanaan, dengan kata lain filsafat adalah
cinta pada kebijaksanaan,[1]kearifan atau pengetahuan (wisdom). Secara etimologi filsafah
berarti cinta kepada kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan (love of wisdom).[2]
Filsafat
lebih dikenal sebagai ilmu yang mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada.
Selain itu filsafat juga dapat dikatakan sebagai metode/cara yang radikal
hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.[3] Sehingga filsafat adalah awal dimana manusia mulai
mengembangkan berbagai jenis ilmu. Dari serangkaian proses tersebut maka wajar
dikatakan bahwa filsafat adalah induk dari segala apa yang ada.
Filsafat
sendiri dibagi menjadi beberapa periode, yaitu periode kuno, klasik, abad
pertengahan, modern, dan masa kini. Dapat dikatakan pada awal kemunculan
filsafat, para tokoh-tokohnya lebih tertarik pada alam atau lebih bersifat
cosmosentris. Kemudian menginjak zaman klasik, pemikiran para tokoh-tokohnya
tidaka lagi bersifat cosmosentris, namun lebih condong pada etika manusia. Pada
masa ini, terjadi peristiwa dialek
antara kaum sophis dengan socrates. Sedangkan pada abad pertengahan, para
tokoh-tokohnya tidak lagi membicarakan hal-hal mengenai alam dan manusia melainkan
pada Tuhan atau bercorak Theosentris.
Awal
munculnya filsafat barat abad pertengahan adalah dari pengaruh Neo-platonisme
yang ingin kembali kepada Tuhan. Namun Yang berjaya pada masa itu bukan hanya
pengaruh dari Neo-platonisme tetapi juga ada beberapa yang terpengaruh oleh
pemikiran Aristoteles. Untuk lebih lanjut akan dibahas pada bab-bab
selanjutnya.
B.
Permasalahan
Adapun
masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah dan latar belakang filsafat
barat abad pertengahan?
2. Apa yang menjadi fokus pada masa filsafat barat
abad pertengahan?
C. Tujuan
Dibuatnya makalah ini bertujuan
untuk:
1. Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang
filsafat barat abad pertengahan.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadifokus pada
masa filsafat barat abad pertengahan.
BAB II
SEJARAH dan LATAR BELAKANG
A.
Masa
Sebelum Abad Pertengahan
Filsafat Barat
sebelum memasuki abad pertengahan mengalami pemberhentian untuk waktu yang
cukup lama. Hal itu dikarenakan perkembangan ilmu pada waktu itu terhambat
seiring dengan kekacauan pada abad ke-6 dan ke-7. Hal itu didukung dengan
kenyataan bahwa pada tahun 529,
sekolah-sekolah filsafat di Athena yang resmi mengajarkan aliran Yunani kuno
ditutup oleh Kaisar Justianus. Sejak itu harus dikatakan bahwa dengan resmi
tertutuplah sumber Yunani yang mengakhirkan filsafat.[4] Saat itu, terjadi perpindahan
bangsa-bangsa sehingga muncul serangan-serangan bangsa-bangsa yang masih belum
beradab terhadap kerajaan Romawi, sehingga kerajaan Romawi runtuh. Hal itu
sangat bertentangan dengan keadaan filsafat sebelumnya. Misalnya saja, pada
zaman kuno, awal munculnya filsafat terdapat banyak tokoh yang bermunculan
dengan berbagai pemikiran-pemikirannya. Seperti, Thales dengan pemikirannya
bahwa air adalah unsur inti, Anaximander dengan apeiron (yang terbatas)
sebagai unsur inti, maupun Anaximenes, Pythagoras, Heraklitos, dan Parmenides
dengan pemikirannya masing-masing. Setelah zaman kuno pun, filsafat mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Fokus yang dibahas bukan lagi masalah alam tetapi
tentang manusia dan etika. Zaman ini disebut dengan zaman klasik. Pada zaman
ini muncul tokoh-tokoh besar yang juga memilki pengaruh besar terhadap filsafat
maupun selain filsafat barat serta berpengaruh besar pada masa setelahnya.
Pada zaman
klasik, muncul kaum shopis yang menggunakan kebenaran subjektif dan keunggulan
retorika sebagai ajaran yang diajarkan kepada pemuda-pemuda. Sebagai akibatnya,
maka ukuran kebenaran menjadi relatif dan subjektif.[5] Disaat itu muncullah Socrates yang menyatakan bahwa akal
budi harus menjadi norma terpenting untuk kita,[6] selain itu utuk menentang
kaum shopis, socrates menggunakan metode dialektik hingga akhirnya dai dihukum
mati. Namun muruid-muridnya memiliki peran yang cukup besar juga pada masa itu
seperti Plato yang menggunakan dunia ide, dan ada juga tokoh Aristoteles yang
menggunakan angka sebagai kebenaran relatif. Setelah zaman socrates berakhir,
zaman heleinisme dimulai, dimana ketika itu muncul aliran filsafat seperti
stoisme,epikurus, dan Neo-platonisme. Untuk aliran Neo-platonisme ini, mereka
ingin kembali pada ajaran Tuhan. Baru kemudian filsafat sedikit demi sedikit
mengalami kemunduran hingga akhirnya berhenti untuk waktu yang cukup lama.
B.
Kemununculan
Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat Barat
pada abad pertengahan sendiri merupakan suatu arah pemikiran yang berbeda
sekali dengan arah pemikiran dunia kuno.[7] Filsafat barat abad
pertengahan masih bergerak dalam belenggu kekuasaan teologi dan iman kristen
(Theosentris). Filsafat barat abad pertengahan dibagi menjadi 2 zaman yaitu,
zaman pateristik dan zaman scholastik.
1.
Zaman
Pateristik
Zaman pateristik adalah zaman dimana kristiani berkembang
pesat. Pateristik berasal dari kata “patres’, “bapa-bapa Gereja”[8] Bapa-bapa Gereja merupakan bukti adanya
pengaruh plotinus dengan tujuan memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan
pikiran-pikiran paling penting dalam manusia. Adapun tokoh-tokoh pateristik
diantaranya adalah Clemens dari Aleksandria dan Agustinus.
2.
Zaman
Scholastik
Zaman Scholastik terdiri atas agama atau kepercayaan. Ketika
Karel Agung berkuasa di Eropa, kembalilah ketentraman yang agak lama.
Sekolah-sekolah didirikan pada zaman ini. Hal itu dikarenakan tersebarnya agama
Katolikdan terdapat pola organisasi yang teratur (baik dalam penyebaran maupun
memperdalam agamanya).[9] sekolah-sekolah ini ajaran
yang digunakan adalah ajaran lama yang disebut artes liberales (seni merdeka).
Sedangkan yang meliputi ajaran artes adalah grammatika, dialektika, astronomia,
geometria, aritmatika. Pada zaman scholastik muncul kaum shopis yang
mengajarkan kepada pemuda-pemuda tentang kebenaran subjektif dan keunggulan
retorika yang kemudian ditentang oleh socrates dengan berdialog yang lebih
dikenal dengan dialektika.
Pada
abad ke-11lambat laun ada perubahan-perubahan, yaitu bahwa dialektika(usaha
mendapatkan pengenalan dengan cara berfikir) makin menonjolkan diri, dan gejola
rasionalis tampak di dalam pemikiran teologis.[10] Selain itu pada abad ini
juga terjadi pertentangan tentang apa yang dimaksudkan dengan universal.
Maksudnya adalah apakah kebenaran umum itu adalah benar-benar kenyataan ataukah
kebeneran yang hanya diturunkan dari pemikiran-pemikiran manusia itu sendiri
C.
Hubungan
Filsuf Arab dengan kemunculan Filsafat Barat Abad Pertengahan
Banyak
buku-buku warisan Yunani yang dibawa orang ke dunia Eropa mengakibatkan banyak
buku-buku Yunani yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab, bahkan seringkali
dalam penerjemahannya banyak dibubuhi keterangan-keterangan penerjemah sendiri
yang juga merupakan seorang pemikir. Buku-buku warisan Yunani terutama warisan
Aristoteles. Adapun filsuf-filsuf Arab yang terkenal di Benua Eropa adalah:
a)
Ibn
Sina (avicenna 1037)
b)
Ibnu
Rusyd (Averroes 1126-1198)
c)
Mozes
bin Maimun (Mozes Maimonioes 1135-1204)
Dalam dunia filsafat, pemikiran Ibn
Rusyd sangat dipengaruhi oleh pemikiran aristoteles. Hal itu dianggap wajar
karena ia banyak menghabiskan waktunya untuk meneliti dan membuat
komentar-komentar terhadap karya-karya Aristoteles dalam berbagai bidang,
sehingga ia diberi gelar Syafih (sang komentator) dan Aristoteles disebut
sebagai sang filsuf.[11] Jika digambarkan dengan
bagan maka, akan terlihat seperti ini. Lihat lampi
D.
Tuhan di Abad Pertengahan
Seperti yang sempat dibahas
sebelumnya, pada abad pertengahan ini filsafat ingin kembali pada Tuhan. Hubungan
iman dan juga akal adalah salah satu yang dibahas pada filsafat abad
pertengahan. Pada abad ke-11 timbul pertentangan antara kaum intelektualis
dengan kaum anti intelektualis. Dengan terdesaknya persoalan-persoalan filsafat
oleh persoalan keagamaan mengakibatkan orang berfikir “segala pengetahuan atau
pengenalan yang benar, hanya diperoleh dengan wahyu, yaitu pemberitahuan Allah
secara langsung.”[12] Selain itu disepanjang abad
pertengahan, para ahli fikir meyakini bahwa satu-satunya sumber pengetahuan
yang benar-benar dapat dipercaya adalah iman. Baru pada abad ke-13 ada
perubahan karena karya Thomas Aquinas. Baginya percaya dan berfikir, iman dan
filsafat sudah memilki tempatnya sendiri-sendiri. Pengaruh agama yang sangat
kuat pada abad pertengahan ini memiliki dampak negatif pada kebebasan berfikir,
sehingga pada masa ini dikenal dengan masa kegelapan.[13] Namun tidak semua ahli pikir
mematuhinya, ada juga yang melanggar.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari bab-bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa filsafat barat abad pertengahan muncul karena pengaruh dari
Neo-platonisme dan juga karena filsafat mulai bangkit setalah berhenti untuk
waktu yang cukup lama. Selain itu pengaruh Aristoteles juga cukup besar.
Aristoteles kembali muncul karena peran filsuf-filsuf Arab terutama Ibnu Sina,
sehingga mereka dijuluki sebagai sang filsuf (Aristoteles) dan juga sang
komentator (Ibn Sina). Hal itu menandakan adanya pengaruh dari luar juga.
Adapun faktor dalam yang
mempengaruhi munculnya filsafat barat abad pertengahan adalah keberhasilan
pemerintahan Karel Agung, sehingga budaya, ilmu pengetahuan, dan kesenian mulai
bangkit, serta filsafat mulai diperhatikan. Semakin berjalannya waktu, semakin
berkembang pula-lah filsafat barat abad pertengahan. Namun abad pertengahan
juga disebut sebagai zaman kegelapan. Karena, tidak dapat mengembangkan
pemikirannya selain tentang agama.
B.
Saran
Untuk menambah literatur para
pembaca, maka diharap untuk bisa membaca buku dengan referensi yang berbeda
agar dapat membandingkan dengan apa yang sudah ada dalam makalah ini. Sekiranya
ada yang salah ataupun kurang dalam makalah ini, diharap para pembaca untuk
dapat memperbaiki pada referensi berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan ampel Surabaya. 2011. Pengantar Filsafat. Surabaya. IAIN
Sunan Ampel Press
Burhanuddin Slam. 1995. Pengantar
Filsafat. Jakarta. Bumi Aksara
Jan Hendrik Rapar.1996. Pengantar Filsafat.Yogyakarta. Kanisius
Poedjawijatna.1990.
Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta. Rineka cipta
Harun Hadiwijono. 1980. Sari sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta.
Kanisius
Hasyimsyah Nasution. 1999. Filsafat Islam. Jakarta. Gaya
Media Pratama
Darji Darmodiharjo.1995. Pokok-pokok filsafat
hukum. Jakarta. Gramedia pustaka utama
[1] Tim Penyusun
MKD IAIN Sunan ampel Surabaya, Pengantar Filsafat (Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Press, 2011), 2 Lihat juga Burhanuddin Slam, Pengantar Filsafat (Jakarta:
Bumi Aksara, 1995), 46
[2] Ibid,1
Lihat juga Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat, ( Yogyakarta:
Kanisius, 1996), 14
[3] Ibid,5
[4] Poedjawijatna,
Pembimbing ke Arah Alam Filsafat (Jakarta: Rineka cipta, 1990), 81
[5] Tim penyusun
MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Ibid, 20
[6] Ibid,25
[7] Harun
Hadiwijono, Sari sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: Kanisius, 1980),
[8]Tim Penyusun
MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Ibid, 25
[9] Poedjawijatna,
Ibid,81
[10] Harun
Hadiwijono,Ibid,91
[11] Hasyimsyah
Nasution, Filsafat Islam (Jakarta:Gaya Media Pratama,1999), 115
[12] Harun
Hadiwijono, Ibid,91
[13] Darji
Darmodiharjo, Pokok-pokok filsafat hukum (Jakarta:Gramedia pustaka
utama,1995),59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar