Oleh : Haniatusshalihah & Abd. Munif
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu kalam menurut
Al-Farabi adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan Sifat Allah beserta
eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai
masalah setelah kematian yang berlandaskan doktrin Islam.Penekanan akhirnya
adalah menghasilkan ilmu ketuhanan secara filosofis.[1]Secara
umum ilmu kalam membahas tentang aqidah dan aliran-aliran teologi dalam
Islam.Namun ada kalanya juga membahas tentang sifat teologi, baik itu
liberalis, sosialis, maupun yang lainnya.
Aqidah merupakan segala
sesuatu yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwanya merasa senang sehingga
akidah itu menjadi keyakinan yang mantab dan tidak ada keraguan.
والعقيدة : الحكم الذي لا يقبل الشك فيه لدى معتقده ، والعقيدة في
الدِّين ما يُقْصَدُ به الاعتقاد دون العمل ؛ كعقيدة وجود اللّه وبعث الرسل . والجمع : عقائد.
Aqidah: suatu hukum yang tidak
menerima keraguan didalamnya bagi Mu’takid (orang yang beri’tikad), dan
aqidah dalam agama yaitu sesuatu I’tikad yang dikehendaki yang bukan berupa
perbuatan. Seperti I’tikad bahwa Allah itu ada dan terutusnya seorang Rasul.Jama’nya
:Aqaid.[2]
Liberal adalah sebuahideologi,
pandangan filsafat,
dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan
persamaan hak adalah nilai politik yang utama.[3]Liberalisme menuntut adanya kebebasan individu
terutama dalam hal agama. Membebaskan manusia sebebas-bebasnya tanpa memiliki batasan yang berarti. Jika
ketiga pemahaman ini digabungkan, maka dapat dinyatakan kalam liberalisme
adalah ilmu yang membelajari tentang teologi yang memiliki ideologi yang
membebaskan manusia sebebas-bebasnya tanpa memiliki kebebasan yang berarti.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kalam liberalismeakan dibahas pada bab-bab
selanjutnya.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah
ini, adapun permasalahan-permasalahan yang akan dibahas adalah:
1. Bagaimana
posisi kalam liberal di Indonesia?
2. Apa yang
menyebabkan kalam liberal muncul di Indonesia?
3. Apakah kalam
liberal sesuai dengan Negara Indonesia?
C.
Tujuan
Dalam makalah
ini, adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui
posisi kalam liberal di Indonesia.
2. Mengetahui
hal-hal yang menyebabkan kalam liberal muncul di Indonesia.
3. Mengetahui
kesesuaian kalam liberal di Negara Indonesia.
BAB II
AWAL KEMUNCULAN KALAM
LIBERAL
A.
Islam Liberal di
Indonesia
Sebenarnya nama “Islam Liberal” itu tidak sesuai
dengan Islam. Karena Islam itu sendiri, secara lughawi, bermakna “pasrah”,
tunduk kepada Tuhan(Allah) dan terikat dengan hukum-hukum yang dibawa Nabi
Muhammad saw.[4]
Islam itu dikatakan tidak bebas karena terikat dengan aturan-aturan, namun juga
dikatakan bebas karena Islam membebaskan
manusia dari menyembah manusia ataupun yang lainnya selain Allah.Kemunculan
istilah Islam Liberal ini menurut Luthfie, mulai dipopulerkan tahun 1950-an.
Tapi mulai berkembang pesat terutama di Indonesia tahun 1980-an, yaitu oleh
tokoh utama dan sumber rujukan “utama” komunitas atau jaringan Islam Liberal,
Nurcholis Madjid.[5]Namun
pada kenyataannya Nurcholis Madjid tidak pernah menggunakan istilah itu.
Islam Liberal sebenarnya merupakan gagasan-gagasan
yang menentang atau kurang setuju dengan pemberlakuan syariat Islam yang
dilakukan oleh pemerintah secara formal.Mungkin itulah yang menjadi penyebab
munculmya Islam liberal. Gagasan-gagasan ini hampir sama dengan apa yang
diperjuangkan mati-matian oleh Nurcholis Madjid dan kelompoknya. Namun Islam
Liberal ini benar-benar dikembangkan secara khusus oleh penerus-penerus dari
Nurcholis Madjid pada Maret tahun 2001.Langkah awal yang mereka lakukan adalah
dengan membuat media untuk tempat mereka berdiskusi melalui situs web. Website mereka adalah islamliberal@yahoogroups.com dan www.islamlib.com.[6]Kemudian
mereka merambah ke media cetak seperti Jawa Pos, kompas, dan Koran
tempo.Pengelolaan JIl ini dikelola oleh beberapa pemikir muda seperti Luthfi
Assayaukani, Ulil Abshar Abdalla, dan Ahmad Sahal.
Secara umum
asas Islam Liberal sendiri dibagi menjadi 3 yaitu, kebebasan,
individualisme,rasionalis (‘aqlani, mendewakan akal).Yang pertama, kebebasan disini berarti,ialah setiap individu
bebas melakukan perbuatan. Negara
tidak berhak mengatur seseorang, bahkan undang-undang dan syari’at tidak dapat membatasi setiap tindakan manusia.
Yang keduaIndividualism (al-fardiyah).Dalam hal ini meliputi
dua pengertian.
Pertama, dalam pengertian ananiyah (keakuan) dan cinta diri sendiri. Pengertian inilah yang menguasai pemikiran masyarakat Eropa sejak masa kebangkitannya hingga abad ke-20 Masehi. Kedua, dalam pengertian kemerdekaan pribadi. Ini merupakan pemahaman baru dalam agama Liberal yang dikenal dengan pragmatisme. Dan yang ketiga, rasionalisme (aqlaniyyun, mendewakan akal), maksudnya akal bebas dalam mengetahui dan mencapai kemaslahatan dan kemanfaatan tanpa butuh kepada kekuatan diluarnya.Sedangkan landasan-landasan Islam Liberal itu sendirri, menurut JIL adalah:
Pertama, dalam pengertian ananiyah (keakuan) dan cinta diri sendiri. Pengertian inilah yang menguasai pemikiran masyarakat Eropa sejak masa kebangkitannya hingga abad ke-20 Masehi. Kedua, dalam pengertian kemerdekaan pribadi. Ini merupakan pemahaman baru dalam agama Liberal yang dikenal dengan pragmatisme. Dan yang ketiga, rasionalisme (aqlaniyyun, mendewakan akal), maksudnya akal bebas dalam mengetahui dan mencapai kemaslahatan dan kemanfaatan tanpa butuh kepada kekuatan diluarnya.Sedangkan landasan-landasan Islam Liberal itu sendirri, menurut JIL adalah:
1. Membuka pintu ijtihad pada semua
demensi.
2.
Mengutamakan
semangat relegio-etik, bukan makna literal teks.
3.
Mengakui
kebenaran yang relative, terbuka dan plural.
4.
Memihak
pada minoritas yang tertindas.
5.
Meyakini
kebebasan beragama.
6.
Memisahkan
otoritas duniawi dan ukhrowi, otoritas keagamaan dan politik.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan analisis
yang dilakukan oleh Gregory Barton yang menyatakan bahwa beberapa
karakteristik pemikiran Islam Liberal Indonesia. Antara lain :
- Mengusung semangat ijtihad.
- Mengusung rasionalisme.
- Menjunjung tinggi nilai nilai demokrasi.
- Menjunjung tinggi peran ilmu pengetahuan.
- Memandang bahwa keinginan mendirikan ‘negara Islam’ adalah pengalihan pemahaman yang merugikan.
- Menerima dan mendukung pluralisme masyarakat.
- Memegangi prinsip prinsip humanitarianisme, bahkan memandang sebagai essensi dari jantung Islam.
- Memperjuangkan kesetaraan gender.
Di Indonesia Islam Liberal ada dua kelompok. Kelompok JIL yang merupakan
minoritas dari Nu yang menamakan diri pelaku Islam Liberal dan JIMM yang
merupakan minorotas dari Muhammadiyah yang mengaku dirinya pelaku Islam Liberal
sebagai reaksi dari penentang dan penghujat Muhammadiyah.Menurut para aktivis JIMMada beberapa
alasan mengenai kelahirannya, yaitu :
- JIMM lahir untuk mengawal tradisi tajdid ( pembaharun ) yang belakangan cenderung meredup.
- JIMM lahir untuk mengisi kesenjangan intelektual antar generasi di Muhammadiyah, sehingga diharapkan JIMM dapat arena kaderisasi Intelektual muda Muhammadiyah.
- JIMM lahir terhadap respon terhadap tantangan dan tuduhan dari luar Muhammadiyah.
Pelaku-pelaku
Islam Liberal di Indonesiatidak lagi mengutamakan Alquran dan hadist tetapi
mengutamakan kebebasan rasionalitas manusia dalam memknai Alqur’an dan
hadist.Dalam hal ini muncul berbagai reaksi dari orang-orang yang menentangnya,
baik dalam hal fisik maupun intelektual.Pertentangan dalam bentuk fisik dapat
dilihat dari demonstrasi pertentangan dari FPI, sedangkan dari segi intelektual
hal itu dapat dilihat dari munculnya berbagai buku dengan judul yang beragam
baik yang mendukung maupun yang menentang Islam liberal.
B. Liberal dalam pandangan Islam
Liberalisme adalah pemikiran asing yang masuk kedalam Islam dan bukan hasil dari kaum muslimin. Pemikiran ini menafikan adanya hubungan dengan agama sama sekali dan menganggap agama sebagai rantai pengikat yang berat atas kebebasan yang harus dibuang jauh-jauh. Para perintis dan pemikir liberal yang menyusun pokok-pokok ajarannya dalam semua marhalah dan sepanjang masa telah membentuk liberal berada diluar garis seluruh agama yang ada dan tidak seorangpun dari mereka yang mengklaim adanya hubungan dengan satu agama tertentu walaupun agama yang menyimpang.Sehingga para ulama menghukuminya sebagai kekufuran.
Sungguh amat mengherankan masih juga ada orang yang ingin menggabungkan antara liberal dengan Islam padahal jelas sekali ketidak-mungkinannya. Sehingga bila ada yang menyatakan, saya adalah muslim liberal atau istilah Jaringan Islam Liberal ini adalah satu perkara yang kontradiktif.Luthfi mengungkapkan bahwa Islam Liberal sangat “mendewakan moderanitas”, sehingga Islam harus disesuaikan dengan kemodernan.Jika terjadi konflik antara ajaran Islam dan pencapaian moderanitas, maka yang harus dilakukan, menurut mereka, bukanlah menolak modernitas, tatapi menafsirkan kembali ajaran tersebut.Disinilah inti dari sikap doktrin Islam Liberal.Islam Liberal adalah satu istilah yang mengandung makna bahwa di dalam Islam itu ada terdapat unsur-unsur Liberal, yang keduanya tidak perlu diposisikan berseberangan, bertentangan, apalagi dipertentangkan.Justru Islam Liberal menjawab tantangan jaman, bahwa Islam tetap sesuai di tengah kehidupan Liberalime.
C. Perbandingan Antara Islam Dan Liberalisme
Adapun perbedaan diantara Islam dan Liberalisme, seperti:[7]
a. Dalam Aqidah : Liberalisme beraqidah sekular, sedangkan Islam tidak beraqidah sekular
b. Sistem kehidupan yang terpancar darinya : Islam menuntun kehidupan dengan sistem-sistem yang lahir dari Agama Islam itu sendiri. Aturan Islam datang dari Allah swt. Liberalisme melahirkan aturan-aturan yang tidak berlandaskan agama sama sekali.
c. Tentang kebebasan beragama : Islam mengajarkan bahwa agama di sisi Allah hanyalah Islam. Liberalisme mengajarkan bahwa agama tidak perlu dipersoalkan.Agama adalah urusan individu.Setiap Individu bebas memilih agama apapun.
d. Tentang kebebasan berpendapat : Tidak ada kebebasan berpendapat dalam Islam, kecuali dalam hal-hal yang mubah. Oleh karena itu Musyawarah dalam Islam hanya dalam persoalan mubah. Hal ini berbeda sama sekali dengan Liberalisme. Liberalisme membebaskan berpendapat apa saja dalam seluruh persoalan, karena setiap individu dijamin bebas berpendapat.
e. Tentang kebebasan berperilaku : Syari’at Islam mengikat setiap perbuatan manusia. Setiap perbuatan manusia harus terikat dengan hukum Syari’at. Hal ini beda sama sekali dengan Liberalisme, dimana ia membebaskan setiap Individu untuk berbuat apa saja asalkan tidak merugikan hak individu lain.
KESIMPULAN
Dari penjelasan pada halaman sebelumnya dapat disimpulkan bahwa, Islam
Liberal merupakan wujud dari penyatuan antara Islam dan kebebasan rasio.Dimana
mereka tidak lagi menomor satukan Alquran dan hadist, melainkan mengutamakan
akal dan mendewakan modernitas.Islam Liberal sendiri merupakan minoritas dari
banyak kelompok. Dan jika dianalisis, maka Islam Liberal sesungguhnya pun tidak
sesuai dengan Negara Indonesia. Karena menurut kami, Negara Indonesia adalah
Negara hukum yang menhargai kebebasan, namun masing-masing tindakan manusia itu
terikat dan diatur melalui hukum-hukum yang berlaku. Selain itu, Islam Liberal
sendiri jelas telah melenceng karena tidak lagi mengutamakan Alquran dan hadist
dimana mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim yang mengutamakan Alquran
dan Hadist. Sehingga, Islam Liberal sungguhpun tidak sesuai dengan Negara
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
Penyusun MKD IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA. 2011. Ilmu kalam. Surabaya IAIN Sunan
Ampel PresS
Musthafa
Abd.Al-Raziq. 1959. Tamhid al-Falsafah al-islamiyah, lajnah wa at-Ta’lif wa at-
Tarjamah wa an-Nasyr
Ppt.ustadz
abdul jalal
http://id.wikipedia.org/wiki/Liberalisme
Adian
Husaini, Nur Hidayat. 2002. Islam Liberal. Jakarta. Gema Insani
Drs. Muhammad
Taufiq NIQ.2002.Artikel
Islami 11 November 2002 - 10:50 ISLAM DANLIBERALISME, ADAKAH KORELASINYA (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1135414)
[1]Tim Penyusun MKD IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA,
Ilmu kalam, Surabaya, IAIN Sunan Ampel Press, 2011, 1 lihat juga Musthafa
Abd.Al-Raziq, Tamhid al-Falsafah al-islamiyah, lajnah wa at-Ta’lif wa at-
Tarjamah wa an-Nasyr,1959,h.268
[2]Ppt.ustadz abdul jalal
[3]http://id.wikipedia.org/wiki/Liberalisme
[4]Adian Husaini, Nur Hidayat, Islam Liberal,
(Jakarta:Gema Insani, 2002), 2
[5]Ibid,2
[6]Ibid,4
[7] Drs.
Muhammad Taufiq NIQ, Artikel Islami 11
November 2002 - 10:50 ISLAM DAN LIBERALISME, ADAKAH KORELASINYA,
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1135414
Tidak ada komentar:
Posting Komentar