Rabu, 09 Januari 2013

Filsafat Avencebrol

 Oleh : Siti Alinda Rosmaladewe


A.    Latar Belakang
Berkat pengaruh Helenisme (iskandar), filsafat yunani hidup terus di Siria, diperkembangkan lebih lanjut oleh filusuf-filusuf Arab, kemudian diteruskan  ke Eropa melalui sepanyol.
a)  Alkindi (800-870) satu-satunya orang arab asli. Corak filsafatnya ialah pemikiran kembali dari ciptaan Yunani (menterjemahkan 260 buku Yunani) dalam bentuk bebas dengan refleksinya dengan iman islam
b)  Alfarabi (872-950), filusuf muslim dalam pangkal filsafatnya dari Plotinus.
c)  Al-Ghazali (1059-1111) filusuf besar islam yang mengarang Ihya Ulumuddin, di  Spanyol
d)  Ibnu sina (avicena) (980-1037) yang besar pengaruhnya terhadap filsafat barat, sejak usia 10 tahun sudah hafal Al-Qur’an.
e)  Ibnu Bajjah (1138), penafsiran karya fisik dan metafisik Aristoteles.
f)   Ibnu Rushd (Averros) (1126-1198) yang disebut jiga penafsir Arostoteles dan yang sangat berpengaruh terhadap aliran-aliran di Eropa, jiga seorang filusuf besar Muslim.
g)   Avencebrol (ibnu Gabirol) (1021-1058)
h)   Main monides (moses bin maimon) (1135-1204)
Campuran pemikiran yang terdapat pada para filsuf Islam, terkhusus Al-Farabi, terdapat pula pada Ishaq Israeli, kemudian diikuti oleh generasi sekolah Qairawan. Donasy Ibnu Tamin memberikan komentar terhadap bagian kitab perjalanan. Dalam pendahuluan komentarnya, dia menyatakan, "Sesungguhnya hikmah Yahudi klasik jika baik penafsirannya, tentu akan berakhir pada kesesuaian yang sempurna dengan nilai-nilai yang tidak bertentangan antara ilmu dan filsafat."  Selain Ishaq Israeli, muncul pula Salomon Ibn Gabirol (1021-1058 M) yang merupakan murid Ibnu Masrah, yaitu seorang filsuf dan sufi Andalusia. Ibn Gabirol menuliskan sebagian aktivitas filsafatnya dalam bahasa Arab sebagaimana kebiasaan para pemikir Arab dari kalangan Yahudi pada waktu itu. Tidak lama setelah itu, tulisannya tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani dan sebagian lagi ke dalam bahasa Latin. Pemikiran Ibn Gabirol ini meninggalkan pengaruh pada pemikiran orang-orang Kristen. Di antara karyanya yang terkenal adalah kitab Yanbû‘ Al-Hayâh yang menjelaskan adanya pengaruh Neo Platonisme dalam pemikirannya. Tulisan-tulisannya memiliki ciri khusus, yaitu tidak menunjuk pada ajaran Yahudi dan Perjanjian Lama. Tulisan-tulisannya juga mengambil tema-tema filsafat yang berkaitan dengan karakter manusia dalam kebiasaannya. Oleh karena itu, sebagian tulisannya mencerminkan plagiatisasi dari kitab-kitab kaum Muslimin.[1]

B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami akan mencoba memaparkan sedikit banyak tentang filsuf Spanyol Avencebrol dengan karyanya dalam menjawab soal-soal sebagai berikut:
1.      Bagaimana kondisi awal Negara Eropa seperti Spanyol?
2.      Bagaimana sejarah awal Islam masuk ke Negara Spanyol?.
3.      Bagaimana perkembangan filsuf SpanyolAvencebrol dengan karyanya?
C.    Tujuan
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengambil pelajaran dari sejarah awal Negara Eropa dan adanya filsuf Spanyol Avencebrol dengan karyanya:
1.      Kondisi Negara Eropah sesudah belajar Islam.
2.      Pengetahuannya dan karya tulisnya.
3.      Puisi dan Pemikirannya Ibnu Gabirol .

 


 

BAB II
SEJARAH AWAL
A. Islam di Eropa
Di Eropah, banyak negara di sana mencatatkan Islam sebagai agama paling besar selepas agama Kristian, termasuklah di Itali, Sweden, Perancis dan Jerman. Sementara itu, di sebelah timur Eropah terutamanya Bosnia, Albania, Republik Macedonia, Bulgaria dan Ukraine, komuniti-komuniti penduduk Islam berkulit putih sudah sejak berkurun-kurun lamanya dan selepas mendapat tantangan semasa zaman komunisme, sekarang sudah kembali aktif dalam menghidupkan Islam.
B. Eropah belajar dari Islam
Kawasan Islam yang dekat dengan Eropah ialah Sepanyol. Di sini perkembangan intelek juga berlaku dengan pesat. Philip K Hitti dalam bukunya "Orang Arab: Sejarah Ringkas" (The Arabs: A Short History) menukilkan seperti berikut:
"Orang Islam Sepanyol mengarang salah satu dari pada bab-bab yang gemilang dalam sejarah intelek pada Zaman Pertengahan Eropah. Di antara pertengahan abad ke-8 dan permulaan abad ke-13, orang Arab merupakan pemimpin utama dalam budaya dan peradaban di seluruh dunia. Kedua-dua bidang ini merupakan perantara untuk memulih, menambah dan menyebar sains dan falsafah kuno yang telah memungkinkan pembaharuan di Eropah Barat." (h 174-175).
Bagi memenuhi kehendak baru masyarakat intelek Eropah ini, usaha terjemahan telah dibuat terhadap bahan-bahan ilmiah dari negara-negara Islam. Mereka tidak menterjemah bahan-bahan ilmiah itu daripada bahasa Yunani. Charles Singer, dalam bukunya, "Sejarah Ringkas Gagasan-gagasan Sains Sehingga 1900" (A Short History of Scientific Ideas to 1900) menyenaraikan tujuh alasan mengapa tindakan terjemahan lebih banyak buku berbahasa Arab. (h 175-176):
  1. Sebelum lebih kurang tahun 1200, ilmu-ilmu Islam lebih teratur, lebih asli, lebih penting berbanding ilmu-ilmu Rom Timur.
  2. Bahasa Yunani Rom Timur jauh sekali daripada bahasa klasik. Bahasa yang digunakan oleh Aristotle sukar difahami oleh rahib-rahib yang menjaga manuskrip-manuskripnya. Tetapi bahasa Arab klasik pula mudah difahami oleh setiap orang berpendidikan tinggi yang bertutur dan menulis bahasa Arab.
  3. Keseluruhan kecenderungan ilmu Rom Timur mengarah kepada teologi falsafah dan ilmu sains.
  4. Saluran-saluran perniagaan dengan Barat sama ada secara langsung dengan Islam ataupun melalui wilayah-wilayah asing terkepung di dalam Empayar Rom Timur.
  5. Dalam zaman pertengahan, bahasa dipelajari secara bertutur dan bukunya daripada tatabahasa Yunani.
  6. Kuasa Kristian Latin tidak mencapai kemajuan di dalam kedudukan Wilayah Rom Timur. Di pihak lain pula, Islam sedang berundur di Barat.
  7. Bantuan daripada orang Yahudi diperolehi untuk bahasa Arab, tetapi jarang sekali untuk bahasa Yunani.
Kemunculan Universiti Paris sebagai pusat pembelajaran adalah antara sebab penting ke arah perkembangan bidang falsafah dalam abad ke-13. Usaha-usaha mempelajari falsafah Aristoteles serta sejarah besar alasan-alasan teks yang dibuat oleh orang-orang Islam dari Baghdad dan Sepanyol dalam bidang-bidang epistemologi, metafizik dan etika berdasarkan pemikiran al-Farabi,Ibnu Gabirol, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd telah berlaku.

C. Biografi, Ibnu Gabirol (Avencebrol) 1021-1058
Dia adalah penyair Ibrani besar dan filsuf yang lahir di Malaga, Spanyol, sekitar tahun 1021-1058, dan meninggal di Valencia, Spanyol, pada usia 36 atau 37. Hidup selama puncak pemerintahan Arab di selatan Spanyol, Avencebrol, juga dikenal sebagai Avicebron, dan dalam bahasa Arab sebagai Salomo Ibnu Gabirol. Meskipun hidupnya sangat pendek, Ibnu Gabirol memenangkan ketenaran besar selama masa hidupnya, dan bahkan karya tulisnya lebih dikenal secara luas setelah kematiannya. Ayahnya Yehud, adalah penduduk asli kota Cordova yang terkenal karena intelektualnya dan kaya, hidup selama abad kesebelas. Sekitar sepuluh tahun sebelum kelahiran Salomo, ketika perang di bagian semenanjung Spanyol, ayahnya pindah ke Saragossa, saat itu di bawah dominasi Arab. Kemudian mereka pindah ke Malaga, di mana Salomo dilahirkan.
Kehilangan orang tuanya pada usia dini, Salomo tetap melanjutkan studinya dari Talmud, di mana ia menemukan pelipur lara satu-satunya. Ibnu Gabirol adalah seorang sarjana muda yang bersemangat dan menjadi sangat mahir dalam bahasa Ibrani serta bahasa Arab dan tata bahasa. Dia juga belajar astronomi, geometri, dan filsafat. Ibnu Gabirol mulai menulis puisi Ibrani ketika ia masih sangat muda pada usia 16 ia menulis sebuah puisi awal yang terkenal.
Kehidupan Ibnu Gabirol itu tidak sangat bahagia, karena ia adalah seorang pemuda kesepian dengan jiwa sensitif. Dia tidak ragu untuk menggunakan karunia puitisnya dalam mengecam kurangnya rasa Yahudi kepada beberapa anggota terkemuka dari komunitasnya. Sebagai akibat dari hal ini, ia memperoleh banyak musuh yang membuat kehidupan di Saragossa menyedihkan baginya. Akhirnya, Ibnu Gabirol dibuang dari kota kelahirannya dan menghabiskan beberapa tahun sebagai seorang pengembara malang, menderita banyak kesulitan. Tidak heran ada sentuhan kepahitan dalam puisi-puisinya, namun hal ini sering digabungkan dengan rasa humor.
Cara kematian Ibnu Gabirol ini yang diselimuti misteri. Legenda mengatakan bahwa ia diinjak-injak sampai mati oleh seorang penunggang kuda Arab, banyak cara yang sama bahwa Rabbi Yehuda Halevi kehilangan nyawanya.

D. Karya Tulisnya
Avencebrol berkembang mewakili kehidupan intelektual Yahudi di Andalusia di bawah pemerintahan kekhalifahan Umayyah. Banyak dari karyanya ditulis dalam bahasa Arab, dan banyak ide-ide dan gaya puitisnya yang mencerminkan komponen intelektual. Kehidupan Avencebrol yang dapat diketahui sangat sedikit, dari puisinya dapat menyimpulkan bahwa ia menjadi yatim piatu saat usia muda. Dalam puisinya ia menggambarkan dirinya sebagai "kecil, jelek, dan sakit-sakitan, dan disposisi menyenangkan".  Setelah menulis lebih dari dua puluh buku, hanya dua karya yang masih ada: Mekor Hayyim (Fountain of Life) dan Tikkun Middot ha-nefesh (Di Peningkatan Kualitas Moral). Pada usia 19, ia menulis didaktik besarnya Anak puisi, sebuah 400-ayat ringkasan tata bahasa Ibrani. Beberapa karya lain telah dikaitkan dengan dia selama bertahun-tahun, tetapi dengan sedikit bukti. Misalnya risalah Mibhar Peninim (Choice Mutiara) adalah kumpulan dari moralitas praktis terdiri dari 610 peribahasa, maksim, dan perumpamaan, tetapi tidak ada bukti yang cukup untuk menentukan apakah Avencebrol sebenarnya terdiri pekerjaan.
Dua risalah filosofis lain yang disebutkan oleh dia di Mekor Hayyim, yang masih tidak ada dan tidak jelas apakah karya-karyanya benar-benar ada. Banyak ratusan puisi Avencebrol yang telah tersebar di seluruh corpus liturgi dan sastra Yahudi dan belum sepenuhnya dikumpulkan. Edisi yang relatif baru (Jarden 1.971-3 dan 1.975-6)
mengandung beberapa volume puisi Avencebrol itu.
Puisi jatuh ke dalam dua buku, mungkin istilah genre sekuler dan filosofis. Output sekuler adalah salah satu upaya pertama dalam literatur Ibrani untuk menulis murni nonreligius puisi, tidak berhubungan dengan Kitab Suci atau tema liturgi.


E. Tentang Puisi dan pemikirannya
Bahasa Ibrani yang luar biasa, seperti yang tercermin dalam puisi Anak. Selain itu, ia menulis banyak elegi, puisi cinta, dan panegyrics. Namun, kontribusi besar sastra terdiri
dari apa yang kita mungkin istilah nya "hikmat puisi." Di sini karyanya yang paling jelas mencakup antarmuka
antara puisi dan filsafat. Dalam puisi Avencebrol terobsesi dengan pencarian untuk pengetahuan, pendakian, dan penemuan kembali kebijaksanaan. Motif yang mendasari puisi-puisi, tercermin dalam karya filosofisnya juga, adalah bahwa kita tinggal di bumi ini hanyalah sementara, dan tujuan itu adalah untuk memperoleh pengetahuan dan kebahagiaan tertinggi. The mistis tersembunyi jauh mirip dengan puisi Sufi, serta tema dalam literatur sebelumnya kabalistik. Contoh paling terkenal dan paling elegan puisi filosofis Avencebrol adalah karya Keter Malkhut, sebuah karya yang sampai hari ini membentuk teks untuk Hari Yahudi Penebusan layanan. Ini terdiri dari empat puluh lagu panjang tidak sama, dan dibagi menjadi tiga bagian. Lagu sembilan di bagian pertama ini sangat penting dalam hal itu mencerminkan beberapa motif ditemukan di Mekor Hayyim. Bagian Dua puisi adalah kosmologis di alam, dan menggambarkan sublunar elemen, tahta kemuliaan, malaikat, dan keberadaan jasmani manusia. Untuk ini kosmologi Avencebrol beralih ke karya Surat-surat dari Ikhwan al-Safa (Rasa ¯ il ikhwa ¯ n sebagai safa-¯ '), dan karya-karya astronomi dari Al-Fargha ¯ ni. Dia menggabungkan dasar unsur Hypotheses Ptolemy Planetary: serangkaian bola konsentris mengelilingi bumi, dengan lima planet, bulan dan matahari, zodiak, dan bola diurnal kesembilan yang mengajarkan gerakan untuk semua bidang lainnya. Di Cento X bumi digambarkan sebagai sebuah bola dengan bulan dan empat elemen yang mengitarinya. Bulan menggairahkan peristiwa baru di dunia kita setiap bulan, namun Avencebrol memperingatkan bahwa "Selalu Pencipta sendiri akan (Ratzon ha-Bore ') dia mengindahkan," mencatat bahwa pengaruh astrologi tunduk pada kehendak ilahi. Setelah menjelaskan Jupiter, Mars,
dan Saturnus, ia berubah menjadi zodiak, tanda-tanda yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi peristiwa sublunar. Avencebrol menekankan bahwa di semua bagian pengaruh yang mengalir melalui planet ke ranah sublunar melakukannya pada kehendak Pencipta mereka, motif yang akan muncul kembali di Mekor Hayyim. yang terutama sebuah risalah pada moralitas praktis, kualitas dan cacat jiwa yang dijelaskan, dengan penekanan khusus pada doktrin mean Aristotelian. Ini berarti
didukung oleh referensi Alkitab, serta oleh kutipan dari filsuf Yunani dan Arab penyair.
Salah satu unsur asli dalam pekerjaan ini adalah koneksi Avencebrol ini antara moral dan fisiologis makeup dari manusia. Artinya, masing-masing dua puluh sifat-sifat pribadi yang berkorelasi ke salah satu panca indera. Oleh karena itu tubuh serta jiwa harus berpartisipasi dalam seseorang aspirasi menuju kebahagiaan. Akibatnya, Avencebrol delineates paralel lengkap antara mikrokosmos yang diwakili oleh manusia dan makrokosmos yang alam semesta.
Ini kontras antara mikrokosmos dan makrokosmos menemukan ekspresi penuh dalam Avencebrol karya paling komprehensif filosofis, Mekor Hayyim (Fountain of Life). Teks ini memiliki sejarah kotak-kotak. Karya asli ditulis dalam bahasa Arab, dan memiliki sampai kepada kita dalam terjemahan Latin dari abad kedua belas yang dibuat oleh John dari Spanyol, di kolaborasi dengan Dominicus Gundissalinus. Ekstrak Ibrani disusun dalam tiga belas abad oleh filsuf Shem Tov ben Josef ibn Falaquera, dan kemudian kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan nama penulis dari 'Avicebrol' atau 'Avicebron'. Meskipun abad pertengahan Ibrani penulis akrab dengan filosofi Avencebrol itu, skolastik Latin membaca vitae Fons, seperti yang telah menjadi dikenal dengan abad ketiga belas, tidak terhubung karya penulis Spanyol Yahudi mereka. Pada tahun 1857, seorang sarjana Perancis bernama S. Munk diedit
dan diterjemahkan dalam bahasa Ibrani ekstrak sekali lagi. Itu ketika membandingkan edisi dalam Falaquera dan Albertus Magnus bahwa Munk mencatat bahwa 'Avicebron' kala sebutan, 'Avencebrol', dan 'Avicebrol' sebenarnya mengacu pada Yahudi Salomo penyair besar Ibn Gabirol. Munk sehingga dia diperkenalkan kembali kepada khalayak abad kesembilan belas. Banyak sarjana telah disebutkan kurangnya konten Yahudi di Mekor Hayyim: seperti Puisi Avencebrol itu, karya ini mengandung hampir tidak ada referensi ke teks Yahudi lainnya, ide-ide, atau sumber. Karya lain yang relevan adalah Kitab Lima Zat, tetapi dikaitkan dengan Empedocles ditulis pada abad kesembilan dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani di keempat belas dan kelima belas berabad-abad. Ini karya pseudo-Empedoclean sangat dipengaruhi Avencebrol, terutama dalam penempatan nya "masalah spiritual" sebagai yang pertama dari lima zat. Bentuk Mekor Hayyim (MH), sebuah dialog antara seorang guru dan muridnya, mencerminkan gaya populer dalam literatur filsafat Arab periode. Namun, tidak seperti Platonis dialog di mana siswa memberikan kontribusi bagi integritas filosofis argumen, Pemain Avencebrol yang berfungsi terutama sebagai lawan bicara tanpa banyak sastra filsafat menggigit. Pekerjaan terdiri dari lima buku panjang yang tidak sama, yang ketiga adalah yang paling komprehensif (lebih dari 300 halaman dalam edisi Latin). Sebuah ringkasan singkat dari pekerjaan ini adalah diberikan oleh Avencebrol sendiri dalam pengantar: Sejauh yang kita mengusulkan untuk mempelajari masalah universal dan bentuk universal, kita harus menjelaskan bahwa apapun terdiri dari materi dan bentuk terdiri dari dua elemen: terdiri korporeal substansi dan substansi spiritual yang sederhana. Lebih lanjut membagi menjadi dua mantan: materi korporeal yang mendasari bentuk kualitas, dan materi spiritual yang mendasari bentuk berwujud.
. . . Dan sehingga dalam risalah pertama kita harus memperlakukan hal yang universal dan bentuk universal, di kedua kita akan memperlakukan hal spiritual. Ini akan memerlukan risalah berikutnya juga. Dalam ketiga kami harus memperlakukan realitas zat sederhana, dalam keempat, pencarian pengetahuan materi dan bentuk zat sederhana, dan dalam hal universal yang kelima dan bentuk dalam dan dari diri mereka sendiri. (MH I. 1)
Kontribusi Avencebrol yang paling kreatif dan berpengaruh di Mekor Hayyim adalah hylomorphic nya konsepsi materi. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa semua zat di dunia, baik spiritual dan jasmani, yang terdiri dari materi dan bentuk. Tidak seperti Aristoteles, ia postulat adanya masalah spiritual, yang mendasari substansi inkorporeal. Bahkan intelek, jiwa, dan malaikat yang terdiri dari materi dan bentuk. Jenis materi yang diperintahkan dalam hirarki yang sesuai dengan kriteria kesederhanaan: masalah spiritual umum, materi korporeal umum, materi angkasa umum, materi alami umumnya, dan khususnya hal alami.
Soal pribadi dikaitkan dengan masalah utama, yang terletak di pinggiran hirarki, sehingga epitomizing batas yang sangat menjadi (MH 5. 4). Setiap tingkatan materi kasar ontologis dari pendahulunya. Bagaimana bentuk dan materi saling terkait? Ambivalensi Avencebrol ini tercermin dalam dua alternatif tanggapan. Di satu sisi ia berpendapat bahwa bentuk dan materi yang saling interdefined dan dibedakan hanya berdasarkan perspektif kita dari mereka pada waktu tertentu, oleh karenanya keduanya aspek substansi sederhana. Di sisi lain, dia menekankan lengkap pertentangan antara materi dan bentuk, menunjukkan bahwa masing-masing memiliki saling eksklusif sifat yang membuat pengurangan dari satu ke lain mustahil (MH 4. 2).
Avencebrol menimbulkan masalah keterbagian tak terbatas materi dan substansi dalam risalahdua Mekor Hayyim, dalam konteks bekerja ontologi nya materi dan bentuk.
Meskipun ia tidak menyebut nama Zeno, analisisnya berkaitan dengan keterbagian akhir
bagian dari substansi dan mencerminkan isu yang diangkat oleh paradoks Zeno tentang gerak.
Setelah baru saja dipertahankan bahwa setiap komposit substansi terdiri dari bahwa yang disatukan, Avencebrol bertanya apakah bagian dari substansi yang dibagi atau dipisahkan. Dalam mengajukan pertanyaan ini, ia mencerminkan kepedulian ¯ Mutakallimu Islam yang berpendapat untuk keutuhan akhir materi. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa kuantitas hanya ada dengan substansi. Pernyataannya adalah bahwa perpanjangan dan
terpisahkan berkaitan dengan dua macam menjadi: mantan dikaitkan dengan materi,
dan yang terakhir dengan semangat. Tidak mungkin untuk mengurangi satu ke yang lainnya. Maka hal tidak bisa
terdiri dari terpisahkan, atom tak terbatas (minimae partes). Sejauh setiap terpisahkan Unit harus bersifat spiritual, begitu kita mulai berbicara tentang masalah spiritual, kita meninggalkan masalah kuantitas dan balik materi. Avencebrol karena membayangkan kemungkinan bahwa semua dari dunia mungkin ada di titik dan ekstensi yang tidak penting untuk peduli. Setelah melihat bahwa materi adalah tak terhingga dibagi, mari kita beralih ke argumen Avencebrol untuk keterbagian bentuk. Dia dengan jelas menegaskan bahwa kedua keterbatasan dan dibagi-berkaitan untuk membentuk juga. Formulir adalah prinsip keterbagian juga. Jelas, apa yang membedakan keterbatasan yang baik materi dan bentuk adalah kenyataan bahwa mereka saling bergantung: dalam konteks ini keterbatasan menandakan tidak begitu banyak rasa keterbatasan spasial sebagai ketergantungan ontologis. Setelah ditandai keterbatasan materi dan bentuk, kita sekarang dalam posisi untuk mengkarakterisasi lebih lengkap gagasan tak terhingga yang digunakan oleh Avencebrol untuk menggambarkan Tuhan. Dengan tak terbatas dalam kualitatif, atau substantif, akal, ia berarti badan benar-benar independen yang ada, salah satu yang tidak memerlukan dukungan ontologis. Makhluk yang tak terbatas memiliki ada bentuk (4. 6), tidak dibagi (3. 3) dan tidak dapat berubah (3. 6). Yang cukup menarik, Avencebrol mengatakan sedikit tentang infinity itu sendiri, melainkan mencurahkan jauh lebih banyak waktu untuk kehendak ilahi, yang berada dalam lingkup perantara antara keterbatasan dan tak terhingga: yang terbatas dan tak terbatas berpotongan dalam kehendak. Pada bagian III ia menawarkan lima puluh enam argumen untuk menunjukkan keberadaan zat perantara antara Allah dan substansi. Berbicara dari substansi dipahami, murid bertanya, "Katakan padaku apakah bentuk zat-zat yang terbatas atau tak terbatas, jika mereka terbatas, bagaimana mereka dapat memiliki wujud dari kekuatan tak terbatas; jika mereka tak terbatas, bagaimana sesuatu yang terbatas dalam bertindak dapat mengeluarkan dari mereka "(MH 4. 20).
Respon Avencebrol mensyaratkan menyelaraskan bentuk dengan kehendak kreatif: dalam dan dari dirinya sendiri, bentuk adalah identik dengan kehendak. Hanya ketika memasuki ke dalam tindakan kreatif dengan hal tersebut menjadi terbatas. Dengan kata lain, baik bentuk dan kehendak, artinya kekuatan yang menghasilkan zat ini, adalah terbatas berdasarkan efeknya dan tak terbatas berdasarkan esensi mereka. Tapi akantidak terbatas berdasarkan efeknya kecuali bila "tindakan memiliki awal dan begitu mengikuti akan, dan itu terbatas berdasarkan esensinya untuk itu tidak memiliki awal. Dan terbalik, kita katakan dari substansi dimengerti bahwa ia memiliki awal karena disebabkan, dan bahwa ia memilik ada akhir untuk itu sederhana dan tidak temporal "(MH 3. 57). Oleh karena itu proses penciptaan terlihat sebagai proyeksi bentuk yang tak terbatas pada materi yang terbatas, dan retensi pada bagian materi dari bagian dari bentuk yang tak terbatas. Secara teoritis, adalah bentuk mampu eksis secara independen dari materi, itu akan terbatas dan tidak terbatas. Sebuah pertanyaan yang lebih menarik menyangkut keterbatasan tersebut materi: jika materi mampu eksis secara independen dari bentuk, itu akan terbatas juga? Tidak, untuk itu mengandung dalam dirinya sendiri alasan untuk keterbatasan. Sehingga, meskipun bentuk bersekutu dengan keterbatasan, Avencebrol cadangan kemungkinan berbicara tentang infinity bentuk.
Akhirnya kita beralih ke pertanyaan yang sulit mengenai peran kemauan dalam penciptaan. Dari komentar dalam Mekor Hayyim, Avencebrol ternyata baik menulis atau dimaksudkan untuk menulis sebuah risalah terpisah pada ilahi akan, dalam hal apapun, gagasan kehendak memainkan peran sentral dalam bukunya kosmogoni. Dia mengemukakan doktrin ilahi kehendak (voluntas) baik sebagai kreatif dan akhir persatuan, keduanya asal dari keragaman dan belum sendiri satu (McGinn 1992, hal 87.). Will adalah media yang diperlukan antara Allah dan ciptaan. Akan digambarkan sebagai baik identik dengan kecerdasan ilahi atau esensi, dan sebagai kreatif produktif bentuk universal dan materi, meskipun dalam beberapa konteks itu produktif bentuk saja. Dalam kasus yang pertama tidak aktif, dan identik dengan kecerdasan ilahi, dalam kasus terakhir, itu terbatas dan tidak identik dengan ilahi esensi (alia ab bahan penting). Dari kehendak Allah sebagai kegiatan yang menciptakan segala sesuatu. Dengan demikian akan adalah baik untuk bersatu dan terpisah dari kesatuan mutlak Allah (MH 5. 37). Pertanyaannya, kemudian, adalah bagaimana memahami hubungan yang ada antara esensi Allah SWT dan kehendak Tuhan ketika akan aktif. Apakah akan sebuah hypostasis terpisah dari Tuhan, atau apakah itu memperoleh makhluk sendiri? Dengan kata lain, adalah kehendak atau kecerdasan superior? Sejumlah ulama berpendapat bahwa untuk Avencebrol, Allah akan lebih unggul intelek, menghasilkan radikal kerelawanan. Schlanger pergi sejauh untuk menunjukkan bahwa Tuhan akan berbeda dari esensi Allah sebagai independen, otonom entitas (Schlanger 1968, hlm 277-8). Kegiatan adalah apa account untuk perbedaan antara keinginan dan esensi ilahi. Tapi karena kemauan itu sendiri istirahat, bagaimana cara melintasi segala sesuatu dan menjadi gerakan? Avencebrol menjawab bahwa Masalah ini berada di luar penelitian kami, karena itu adalah salah satu yang paling sulit dalam pemahaman kemauan. Tapi yang harus diketahui adalah bahwa kehendak menembus segala sesuatu tanpa gerakan dan bertindak dalam segala hal, di luar waktu, dengan kekuatan besar dan kesatuannya. Dan jika ingin memahami ini lebih mudah, pikirkan tindakan dari intelek dan jiwa tanpa gerakan dan di luar waktu, dan mewakili diri sendiri difusi, cahaya yang tiba-tiba, tanpa gerakan
dan saat ini waktu. (MH 5. 39)
Mencerminkan perbedaan dibahas sebelumnya sehubungan dengan materi dan bentuk, Pembahasan Avencebrol tentang kehendak demikian penuh dengan ketegangan, ketegangan ini bergaung dalam bukunya diskusi penciptaan serta. Sekali lagi, pertanyaannya adalah apakah konsepnya mengenai aturan akan keluar sebuah emanationism standar Neoplatonis. Seperti yang kita telah disebutkan di atas, dalam puisi Keter Malkhut (KM), kebijaksanaan (Hokhmah) dan akan (Hefez) adalah hipotesa yang jelas: "Engkau bijaksana, dan dari kebijaksanaan-Mu Engkau memancarkan yang ditakdirkan akan (Hefez mezuman) dan membuat sebagai seorang seniman dan pengrajin untuk menarik aliran yang dari kehampaan "(KM IX). Dalam hal ini kerja, maka, Avencebrol muncul untuk mendalilkan ciptaan sukarela dari ketiadaan. Namun dalam Mekor Hayyim, hal-hal yang kurang jelas. Dalam beberapa bagian ia menunjukkan penciptaan yang terjadi di luar waktu. "Hal ini diperlukan bahwa Penulis Pertama mencapai pekerjaan di luar waktu" (MH 3. 4).
Berbicara tentang zat sederhana dan tindakan mereka, katanya, "Betapa lebih besar harus menjadi kekuatan Allah yang menembus segala sesuatu, ada dalam segala hal dan tindakan pada semua hal di luar waktu "(MH 3. 15). Berbicara tentang perbedaan antara materi dan kemauan, ia mengatakan bahwa kehendak bertindak di luar waktu, tanpa gerakan. Artinya, aksi akan memiliki untuk efek zat sederhana, yang berada di luar waktu, sedangkan zat sederhana memiliki efek untuk zat korporeal yang pada waktunya. "Yang akan menghasilkan luar saat ini dalam hal dan intelijen, artinya menghasilkan bentuk universal yang menopang semua bentuk "(MH 5. 37). Tapi di bagian lain (MH 5 41,. 43) ia menjelaskan penciptaan sebagai emanasi yang diperlukan. Sebagai jawaban atas pertanyaan apakah materi dan bentuk yang kekal atau tidak, Avencebrol memberikan respon ambivalen: "masalah materi dari non-materi dan bentuk dari non-form" (MH 4. 15). Ketika menggambarkan kerinduan materi, ia berpendapat bahwa sejauh hal itu dibuat kehilangan bentuk, sekarang merindukan pemenuhan (MH 5. 32). Namun, dalam konteks lain, ia menegaskan bahwa materi subsists bahkan tidak untuk sesaat tanpa bentuk (MH 5. 42). Di kasus yang terakhir ini, materi adalah dan selalu telah bersatu dengan bentuk. Selain itu, dia menawarkan dua rekening sebenarnya proses penciptaan. Menurut MH 5. 42, hal yang universal datang dari esensi Tuhan, dan bentuk dari kehendak ilahi, sedangkan menurut MH 5. 36-8, keduanya diciptakan oleh kehendak ilahi.
Seperti dalam teks standar Neoplatonic, tujuan akhir dari eksistensi manusia adalah kembalinya dari jiwa ke sumbernya. Avencebrol memodifikasi gambar standar dengan mengklaim bahwa ketika jiwa menempel pada kehendak, ia kembali ke dunia intelek dan dengan demikian mencapai sumber kehidupan. "Intelek Anda harus membedakan dengan jelas masalah dari bentuk, bentuk dari akan, dan akan dari gerakan. Karena jika Anda melakukan hal ini, jiwamu akan dimurnikan, dan Anda intelek akan tercerahkan dan akan menembus dunia intelek "(MH 5. 43). Agar untuk mencapai tingkat kesempurnaan, manusia harus menjauhkan diri dari hal-hal yang masuk akal dan menyerahkan diri kepada Allah. Hanya dengan memutar dari keberadaan materi terhadap kehendak adalah kesempurnaan spiritual tercapai. Kita tidak bisa membantu tetapi perhatikan bahwa hylomorphism begitu hati-hati digambarkan dalam ontologi Avencebrol ini adalah menyisihkan dalam usahanya untuk mencapai kesempurnaan manusia. Dari sinopsis singkat Mekor Hayyim, jelas bahwa Avencebrol kosmologi berbeda dari Neoplatonisme Muslim standar dalam dua hal penting: dalam konsep bentuk dan materi, dan dalam pandangannya kehendak. Dalam konsepsinya tentang materi, Avencebrol telah dimasukkan baik baik Aristotelian dan Stoic elemen, yang terakhir mungkin dari memiliki membaca Galen. Telah menyarankan bahwa gagasan materi spiritual mungkin telah dipengaruhi oleh unsur-unsur Proclus 'Teologi. Berbeda Avencebrol, bagaimanapun, Proclus tidak mempertahankan bahwa bentuk universal dan materi adalah zat sederhana pertama setelah Allah dan akal.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Di Eropah, banyak negara di sana mencatatkan Islam sebagai agama paling besar selepas agama Kristian, termasuklah di Itali, Sweden, Perancis dan Jerman. Kawasan Islam yang dekat dengan Eropah ialah Sepanyol. Di sini perkembangan intelek juga berlaku dengan pesat. Di antara pertengahan abad ke-8 dan permulaan abad ke-13, orang Arab merupakan pemimpin utama dalam budaya dan peradaban di seluruh dunia. Kedua-dua bidang ini merupakan perantara untuk memulih, menambah dan menyebar sains dan falsafah kuno yang telah memungkinkan pembaharuan di Eropah Barat.
Dia adalah penyair Ibrani besar dan filsuf yang lahir di Malaga, Spanyol, sekitar tahun 1021-1058, dan meninggal di Valencia, Spanyol, pada usia 36 atau 37. Hidup selama puncak pemerintahan Arab di selatan Spanyol, Avencebrol, juga dikenal sebagai Avicebron, dan dalam bahasa Arab sebagai Salomo Ibnu Gabirol.
Avencebrol berkembang mewakili kehidupan intelektual Yahudi di Andalusia di bawah pemerintahan kekhalifahan Umayyah. Banyak dari karyanya ditulis dalam bahasa Arab, dan banyak ide-ide dan gaya puitisnya yang mencerminkan komponen intelektual. Kehidupan Avencebrol yang dapat diketahui sangat sedikit, dari puisinya dapat menyimpulkan bahwa ia menjadi yatim piatu saat usia muda.
Bahasa Ibrani yang luar biasa, seperti yang tercermin dalam puisi Anak. Selain itu, ia menulis banyak elegi, puisi cinta, dan panegyrics.
Yang cukup menarik, Avencebrol mengatakan sedikit tentang infinity itu sendiri, melainkan mencurahkan jauh lebih banyak waktu untuk kehendak ilahi, yang berada dalam lingkup perantara antara keterbatasan dan tak terhingga: yang terbatas dan tak terbatas berpotongan dalam kehendak. Pada bagian III ia menawarkan lima puluh enam argumen untuk menunjukkan keberadaan zat perantara antara Allah dan substansi.






DAFTAR PUSTAKA

Baümker, Clemens, ed. (1.892-5), Avencebrolis Fons Vitae ex Arabico di Latinum translatus ab Johanne Hispano et Dominico Gundissalino, Beiträge zur Geschichte der Philosophie des Mittelalters 1/2-4,Münster: Aschendorff.
Cohen, A. (1925), Pilihan Salomo Ibnu Gabirol tentang Mutiara, New York: Bloch Publishing Co Blaustein,
Jacob (1926), Sefer Mekor Hayyim (transitif dalam bahasa Ibrani), Tel-Aviv: Mossad Ha-Rav Kook.
Jarden, Dov (1.971-3), Shirey ha-le-qodesh ribbi shelomoh 'ibn gabirol im perush,  Yerusalem: Jarden. - (1.975-6),
Lewis, Bernard, trans. (1961), The Crown Kingly, London: Valentine, Mitchell.
Munk, Salomon (1.857-9), "Liqqutim min ha-Sefer Makor Hayyim," di Mélanges de Philosophie Juiveet Arabe, Paris: A. Frank.
Sekunder sumber Brunner, F. (1980), "La doktrin de la matière chez Avicébron," cetak ulang. Stephen T. di Katz, ed, Yahudi.
Shirey ha-hol le-ribbi shelomoh 'ibn gabirol im perush, Yerusalem: Jarden.
Wise, Stephen S., trans. (1901), Tikkun Middot ha-nefesh (Peningkatan Kualitas Moral).  Baru York: Columbia University Press.


[1] Mausû'ah Al-Yahûd. Jilid III. Hlm. 408. (Al-Masiri, Abdul Wahhab. 2005. Mausû'ah Al-Yahûd wa Al-Yahûdiyah wa Ash-Shahyûniyah. al-mostafa.com).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar